Rabu, 04 Januari 2012

Berdzikir Setiap Waktu

1. Berdzikir kepada Allah asas peribadatan seorang hamba kepada Allah, karena ia merupakan pertanda adanya koneksi antara seorang hamba dengan Sang Khaliq di setiap waktu dan keadaan. Dari Aisyah, ia berkata , “Rasulullah selalu berdzikir kepada Allah di setiap waktu.” (HR. Muslim).

Dengan demikian, keterikatan pada Allah adalah suatu kehidupan; berlindung kepada-Nya adalah keselamatan; mendekatkan diri pada-Nya adalah (faktor) kemenangan dan keridhaan; sementara menjauh dari –Nya adalah kesesatan dan kerugian.
2. Berdzikir kepada Allah adalah pembeda antara orang mukmin dan orang munafik. Sebab, sifat orang munafik tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit.
3. Setan tidak akan berdaya menaklukkan manusia, kecuali jika si manusia lalai dari dzikrullah. Maka, dzikrullah merupakan benteng yang membentengi, yang melindungi manusia dari makar setan. Setan sendiri sangat menginginkan manusia lupa akan dzikrullah.
4. Zikir adalah jalan kebahagiaan. Allah Ta’ala berfirman, “Orang-orang yang beriman, hati mereka tentram dengan berdzikir kepada Allah. Ingatlah, bahwa dengan berdzikir kepada Allah hati menjadi tentram.” (Ar-Ra’d [13]: 28).
5. Merupakan suatu keharusan berdzikir kepada Allah secara terus-menerus, tanpa henti. Tidak ada yang disesali oleh penghuni surga, selain waktu yang pernah mereka miliki di dunia namun saat itu tidak mereka gunakan untuk berdzikir kepada Allah. Konsistensi zikir merupakan tanda adanya konsistensi hubungan dengan Allah.

0 komentar:

Posting Komentar