“Tafakurilah ciptaan Allah! Jangan kalian menafakuri Allah!”, pesan Rasulullah sebagaimana termuat dalam riwayat Thabrani dalam Al-Ausath, dan Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab, dan dihasankan oleh Al-Albani.
Di antara perkara yang berulang-ulang terjadi pada seorang Muslim dalam sehari-semalam hingga beberapa kali adalah “Upaya merasakan karunia Allah”. Ada berapa banyak momennya? Ada berapa banyak pula fenomena yang dilihat dan didengar dalam sehari-semalam, sehingga menuntutnya untuk memikirkan dan merenungkan nikmat-nikmat yang diperolehnya, lalu memuji Allah atas hal itu?
Sudahkah Anda merasakan nikmat Allah sementara Anda mendengar atau membaca berita tentang kelaparan, banjir, wabah penyakit, kecelakaan, gempa bumi, hingga perang dan pengungsian?
Sudahkah Anda merasakan nikmat Allah tatkala Anda berjalan dan melihat-lihat beragam pemandangan indah? Di sana pula Anda saksikan sebuah kecelakaan mobil disertai lengkingan suara setan (nyanyian) dari dalam mobil itu. Begitulah, mereka seperti itu sedangkan Anda baik-baik saja.
Seorang hamba, yang ia mendapatkan taufik; adalah dia yang syukur akan nikmat Allah tidak pernah lenyap dari hati, perasaan, dan indera kesadarannya dalam setiap peristiwa dan fenomena yang dialaminya. Ia konsisten memuji Allah, bersyukur kepada-Nya, dan menyanjung-Nya atas segala nikmat yang melekat padanya, baik berupa agama, kesehatan, kelapangan, dan keselamatan dari marabahaya.
0 komentar:
Posting Komentar